Ilustrasi sumber google |
Usai pulang sekolah Begeng menawarkan bocah ini untuk bermain playstation dirumahnya dan berjanji akan memberikan uang sebesar Rp 2000.
Namun naas, karena panik diincar Polisi, Begeng menghabisi nyawa bocah ini yang sedang tertidur dengan membekap bantal kemuka hingga bocah tersebut tak sadarkan diri.
Siapa sangka, jika itu adalah hari terakhir Jamal terlihat. Bocah yang dikenal ceria itu kini telah tiada, tewas di tangan pemuda berdarah dingin tersebut. Kini polisi pun tengah berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap motif di balik aksi kejiBegeng. Kasusnya ditangani Polresta Depok.
Data yang dihimpun menyebutkan, Begeng menghabisi nyawa korbannya saat tengah tertidur pulas. Kejadian bermula ketika Minggu dini hari, 7 Februari 2016, sekitar pukul 04.00 WIB, polisi mendatangi kediaman tersangka Begeng, di Jalan Al Baido 1, Gang Deih no 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Untuk mengelabui polisi, Begeng kemudian menyembunyikan jasad korban ke dalam kamar mandi dengan posisi duduk menyender di salah satu sudut. Di tengah proses pembunuhan tadi, sejumlah polisi meminta Begeng untuk membuka pintu.
Saat ditemukan, bocah 7 tahun ini sudah tak bergerak. Panik, polisi kemudian memanggil dokter dari salah satu puskemas terdekat. Namun nahas, nyawa korban ternyata memang sudah tak tertolong lagi.
Pria 35 tahun yang kini mendekam dibalik bui itu hanya bisa menyesal. Setelah sempat berkelit atas tuduhan pembunuhan, Begeng pun akhirnya luluh dihadapan psikolog. Ia akhirnya mengaku telah menghabisi nyawa korban dengan tangannya sendiri.
Kasus ini pun semakin menjadi sorotan karena berhembus kabar jika pemuda yang bakal menikah untuk kedua kalinya itu diduga memiliki kelainan seks. Sebab, modus yang dilakukan Begeng mirip dengan pelaku paedofil lainnya, yang mengiming-imingi korbannya dengan uang atau jajanan.
Untuk menjebak Jamal, Begeng berjanji akan memberikan uang Rp2000 jika Jamal mau ikut dengannya. Begeng sudah lebih dari dua tahun bolak-balik ke Depok-Lubang Buaya selama lebih dari dua tahun. Antara dua wilayah ini adalah jarak yang cukup jauh lantaran harus menempuh puluhan kilo meter untuk sekedar nongkrong.
Sifatnya yang royal terkesan banyak duit, membuat Begeng mudah untuk membaur dengan remaja dan anak-anak di sekitar tempat tinggal korban.
"Dia orangnya misterius, kita enggak tahu kerjanya apa dan rumahnya di mana. Ngakunya kerja di percetakan tapi sering banget nongkrong di sini (di warung bubur kacang ijo, samping batu akik). Dia juga sering jajanin anak-anak di sini," kata Estu Mastuti salah satu warga setempat.
Di tempat nongkrong itu, Begeng lebih sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game yang ada di ponselnya. Begeng sendiri kenal dengan korban baru beberapa bulan terakhir. Sebab, korban adalah siswa pindahan dari Garut Jawa Barat.
Sumber : metro.tempo.com
Siapa sangka, jika itu adalah hari terakhir Jamal terlihat. Bocah yang dikenal ceria itu kini telah tiada, tewas di tangan pemuda berdarah dingin tersebut. Kini polisi pun tengah berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap motif di balik aksi kejiBegeng. Kasusnya ditangani Polresta Depok.
Data yang dihimpun menyebutkan, Begeng menghabisi nyawa korbannya saat tengah tertidur pulas. Kejadian bermula ketika Minggu dini hari, 7 Februari 2016, sekitar pukul 04.00 WIB, polisi mendatangi kediaman tersangka Begeng, di Jalan Al Baido 1, Gang Deih no 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Untuk mengelabui polisi, Begeng kemudian menyembunyikan jasad korban ke dalam kamar mandi dengan posisi duduk menyender di salah satu sudut. Di tengah proses pembunuhan tadi, sejumlah polisi meminta Begeng untuk membuka pintu.
Saat ditemukan, bocah 7 tahun ini sudah tak bergerak. Panik, polisi kemudian memanggil dokter dari salah satu puskemas terdekat. Namun nahas, nyawa korban ternyata memang sudah tak tertolong lagi.
Pria 35 tahun yang kini mendekam dibalik bui itu hanya bisa menyesal. Setelah sempat berkelit atas tuduhan pembunuhan, Begeng pun akhirnya luluh dihadapan psikolog. Ia akhirnya mengaku telah menghabisi nyawa korban dengan tangannya sendiri.
Kasus ini pun semakin menjadi sorotan karena berhembus kabar jika pemuda yang bakal menikah untuk kedua kalinya itu diduga memiliki kelainan seks. Sebab, modus yang dilakukan Begeng mirip dengan pelaku paedofil lainnya, yang mengiming-imingi korbannya dengan uang atau jajanan.
Untuk menjebak Jamal, Begeng berjanji akan memberikan uang Rp2000 jika Jamal mau ikut dengannya. Begeng sudah lebih dari dua tahun bolak-balik ke Depok-Lubang Buaya selama lebih dari dua tahun. Antara dua wilayah ini adalah jarak yang cukup jauh lantaran harus menempuh puluhan kilo meter untuk sekedar nongkrong.
Sifatnya yang royal terkesan banyak duit, membuat Begeng mudah untuk membaur dengan remaja dan anak-anak di sekitar tempat tinggal korban.
"Dia orangnya misterius, kita enggak tahu kerjanya apa dan rumahnya di mana. Ngakunya kerja di percetakan tapi sering banget nongkrong di sini (di warung bubur kacang ijo, samping batu akik). Dia juga sering jajanin anak-anak di sini," kata Estu Mastuti salah satu warga setempat.
Di tempat nongkrong itu, Begeng lebih sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game yang ada di ponselnya. Begeng sendiri kenal dengan korban baru beberapa bulan terakhir. Sebab, korban adalah siswa pindahan dari Garut Jawa Barat.
Sumber : metro.tempo.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya