Tareena Shakil. ©Daily Mail |
Hal itu terungkap dalam pengadilan di Birmingham, Inggris kemarin.
Surat kabar the Daily mail melaporkan, Kamis (14/1), Shakil membeli paket liburan ke Turki pada Oktober 2014 dengan mengajak anaknya. Tapi kemudian dia melanjutkan perjalanan ke Raqqa, di sebelah utara Suriah.
Dia kemudian mengirim pesan kepada teman dan keluarganya di Inggris bahwa dia senang dan meminta mereka mengunjunginya.
"Saya bisa saya pergi tapi saya tidak mau. Saya ingin mati sebagai syuhada. Banyak rahmat yang bisa didapat dengan menjadi syahid," kata dia kepada ayahnya, Muhammad Shakil.
Dia juga kemudian mengirimkan pesan kepada keluarganya dengan mengatakan "Kalau kalian tidak mencintai ISIS maka saya tidak mau berbicara lagi dengan kalian."
Shakil juga diduga mengambil foto anaknya yang sedang membawa senjata Ak-47 dan mengatakan kepada ayahnya, dia sudah belajar mengucapkan 'Allahu Akbar'.
Jaksa mengatakan Shakil menikah dengan seorang jihadis ketika di Suriah atau pernikahannya sudah dijodohkan. Namun Shakil membantah dia anggota ISIS dan mengatakan dia diculik ke Turki dan dibawa ke Suriah setelah punya hubungan asmara dengan seorang bernama Ahmad. Shakil menolak semua gugatan.
Dia diyakini perempuan Inggris pertama yang dikenai dakwaan teror setelah kembali dari Suriah.
Dia ditangkap pihak keamanan Inggris di bandara Heathrow pada Februari tahun lalu setelah kembali dari Turki.
Sumber : Merdeka,com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya