27 Januari 2016

Terhindar Dari Kebutaan, Siapkan Kacamata Khusus Ini.

Ilustrasi (Sumber: blog.reservasi.com)
Olbinfo.com - Saat menikmati Gerhana Matahari Total (GMT), Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menghimbau agar seluruh wisatawan berhati-hati

Alasannya, saat bulan bergeser menutupi matahari, langit akan berangsur-angsur menjadi gelap. Inilah proses paling berbahaya karena mata manusia bisa menyaksikan matahari secara langsung.Thomas menyarankan agar orang-orang menyiapkan kacamata khusus agar terhindar dari kebutaan. Tapi pada saat posisi matahari sudah tertutup bulan dengan sempurna, wisatawan malah disarankan untuk melepas kacamata tersebut untuk menyaksikan keindahan korona.

Selain kacamata khusus, hendaknya masyarakat juga memilih tempat yang strategis saat menyaksikan GMT seperti di lapangan dan pantai. Sehingga dapat leluasa melihat proses gerhana tanpa terhalang pohon atau benda-benda tinggi lainnya.

Memancarkan aneka cahaya seperti merah, hijau, Korona inilah yang menjadi daya tarik dan paling ditunggu para pemburu gerhana. Nah, pada saat inilah GMT menjadi tak lagi berbahaya disaksikan dengan mata telanjang.

"Kalau sudah muncul korona malah harus dicopot kacamatanya karena kalau masih dipakai nanti malah tidak bisa menikmati keindahan korona," ungkap Thomas saat dijumpai di kawasan Thamrin, Jakarta, kemarin.

Ditegaskan Thomas, kacamata yang dikenakan bukan sembarang kacamata dan harus dilengkapi dengan filter khusus. Selain itu, dilarang juga menggunakan kacamata hitam biasa.

"Saat matahari belum semuanya tertutup jangan melihat tanpa kacamata khusus karena sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata. Kalau hanya lihat sebentar tidak apa-apa, setelah itu melihat ke tempat lain," tegas Thomas.

Namun, masyarakat tetap harus waspada, kejadian GMT hanya terjadi selama 2-3 menit saja. Selebihnya bulan akan bergeser kembali mengelilingi matahari dari barat ke timur. Setelah itu, kenakan kembali kacamata khusus hingga matahari normal kembali.

"Piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang bisa merusak retina mata," kata Thomas.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya menambahkan agar semua masyarakat dan wisatawan yang berada di daerah perlintasan GMT sudah mempersiapkan kacamata khusus itu. Ia mengatakan bahwa Kemenpar telah menyiapkan kacamata tersebut, namun tidak bisa dibagikan gratis kepada semua wisatawan di 12 provinsi di seluruh Indonesia.

"Nanti kita bantu bagikan tapi tidak bisa semuanya. Kalau 5 juta wisatawan kita kasih gratis semua tidak ada anggarannya. Satu kacamata harganya Rp 25 ribu," ungkap Arief.


Sumber : Merdeka
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya