Selain itu, diharapkan tahun 2016 ini juga mesti disetiap desa sudah ada Gabinsa yang telah dilatih dan siap selalu untuk mengatasi atau mencegah kerhutla dapat.
"Memang sejauh ini sudah lebih kurang 400 orang se Provinsi Riau para Gabinsa telah dibentuk dan dilatih beberapa waktu lalu di Batalion 132 Bima Sakti Salo. Namun jumlah ini masih jauh dari kekurangan, oleh sebab itu di Kampar kedepan nantinya setiap desa minimal 9 sampai 15 orang Gabinsa sudah tersedia,"terangnya.
Lebih lanjut, terang Jefry bahwa Gabinsa merupakan langkah awal dalam pemberian pembekalan kepada Gabinsa untuk bertugas diwilayah masing-masing nantinya. Selain itu juga memiliki tujuan sebagai pediman untuk mempersiapkan dan mengerahkan kekuatan untuk mengantisipasi adanya kabut asap dan kebakaran lahan dan hutan.
"Apabila dilaksanakan penanganan yg cepat, maka karlahut tidak akan terjadi.Di sampaing itu, untuk mewujudkan hal tersebut juga perlunya kesadaran masyarakat kita, agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, bila ada komimen bersama dan atas izin dari Allah, mudah-mudahan kebakaran hutan tidak akan terjadi lagi,"ungkapnya.
Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Republik Indonesia, Willem Rampangilei dalam sambutannya menyampaikan kepada seluruh peserta rakor baik Bupati/walikota untuk memberikan. Selain itu, setelah dilakukan pembahasan bersama dengan maksud membentuk kelompok peduli di setiap daerah.
Sumber : Riauterkini
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya