15 Januari 2016

Bom Sarinah,"Konser" Yang Tertunda



Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua,
seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku
, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH
 Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016
Jakarta, Olbinfo.com- Serangan teor di Sarinah Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang.
 Nama Bahrun Naim disebut-sebut sebagai orang yang berada di balik serangan tersebut.

Dalam peristiwa itu, polisi mencatat, 24 orang menjadi korban, dua di antaranya tewas. Sementara, lima orang yang diduga sebagai pelaku teror tewas
.

Ia pernah ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 9 November 2010 di Solo atas tuduhan kepemilikan
senjata api dan bahan peledak ilegal.

Hakim menjatuhkan vonis dua tahun enam bulan penjara kepada Bachrum. Setelah dari bui, ia hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Islam State of Iraq and Syria (ISIS).

Belakangan, ia membentuk wadah kelompok radikal yang ada di Tanah Air, yakni bernama Jamaah Anshor Khilafah Nusantara (JAKN). Sejauh mana keterlibatan warga negara Indonesia yang saat ini berada di Suriah tersebut?

Penyandang dana

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mendeteksi ada aliran dana dari Bachrum kepada jaringan ISIS ke Indonesia.

"Bulan November 2015, dia (Bahrun Naim) itu mengirimkan dana ke kelompok ISIS di Indonesia," ujar Badrodin, Kamis malam.

Badrodin enggan menyebutkan jumlah dana yang dikirimkan. Yang jelas, jumlahnya cukup besar.

Dana tersebut dikirimkan kepada dua orang jaringan ISIS yang beraktivitas di Solo, Jawa Tengah. Badrodin juga enggan menyebutkan identitas dua orang tersebut.

"Yang jelas, mereka (kelompok Solo) itu satu jaringan dengan dia (Bahrun)," ujar Badrodin.

"Konser" yang tertunda

Uang itu untuk menggelar "konser" di Tanah Air pada akhir tahun 2015 lalu.

Istilah 'konser' yang dimaksud, yakni melakukan aksi teror dengan penembakan terhadap warga sipil, peletakan bom di objek vital atau bom bunuh diri.

Akan tetapi, tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror berhasil menggagalkan aksi mereka dengan meringkus 12 orang sepanjang November-Desember 2015.

Dalam penangkapan itu, salah satu yang disita adalah peta DKI Jakarta. Meski demikian, ternyata masih ada anggota jaringan yang leluasa bergerak.

Mereka inilah yang diduga mengadakan 'konser' di Sarinah yang sempat tertunda itu.

Hal tersebut juga dibenarkan Wakil Kepala Polri Komjen (Pol) Budi Gunawan.

“Ini yang seharusnya dimainkan pada malam Tahun Baru. Tapi karena kita bisa antisipasi, kami bisa tangkap lebih dulu,” kata Budi, di lokasi kejadian.
Sumber : Kompas.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya