22 Januari 2016

Adanya " Rangkaian Yang Hilang" Kasus Kematian Mirna


Pra-rekonstruksi kematian Wayan Mirna Salihin (27)
foto : KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.CO
Olbinfo.com, JAKARTA- Pada 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin (27) tewas seusai menyeruput kopi vietnam di Kafe Olivier di Mal Grand Indonesia

Kasus ini menarik perhatian publik karena polisi memastikan Mirna tewas karena racun sianida yang ada di dalam kopi tersebut. Meski masa penanganan polisi terhadap kasus ini sudah mendekati dua pekan, pelakunya belum juga terungkap.

Meski sudah memastikan kematian Mirna lantaran kerasnya racun tersebut, polisi masih kesulitan mengungkap pelakunya.

Beberapa saksi pun sudah diperiksa intensif oleh kepolisian, mulai dari karyawan kafe; teman Mirna yang berada saat kejadian, seperti Hani dan Jessica; hingga keluarga almarhumah; dan pakar.

Kepolisian bahkan sudah menaikkan status kasus tersebut ke tingkat penyidikan, meski tersangka belum ditetapkan.

Kompleksnya kasus ini bahkan membuat kepolisian Indonesia melakukan kerja sama penyelidikan dengan kepolisian federal Australia. Mirna dan Jessica pernah tinggal dan menimba ilmu di Negeri Kanguru.

Misteriusnya penyelesaian kasus ini meninggalkan beberapa kejanggalan atau pertanyaan.

Kejanggalan tersebut ditemukan berdasarkan kronologi dari kepolisian dan keterangan sejumlah saksi.

Pertama, Jessica yang berinisiatif memesan kopi vietnam yang diminum oleh Mirna.

Jessica diketahui datang terlebih dahulu ke kafe tersebut dan membayar secara langsung minuman-minuman yang dipesannya. Jessica disebut ingin membuat "surprise" kepada Mirna.

Kedua, Jessica meletakkan paperbag di atas meja tempat minuman disajikan.

Posisi paperbag tersebut janggal karena tak biasanya orang meletakkan paperbag di atas meja. Menurut sejumlah saksi,paperbag itu turut menghalangi pantauan kamera CCTV kafe yang mengarah ke kopi vietnam yang diminum Mirna.

Ketiga, ketika Mirna mengeluhkan rasa kopi yang tidak lazim, Jessica tidak ikut mencicipinya.

Ketika itu, Mirna menyebut rasa dan aroma kopi vietnam yang diminumnya seperti jamu. Hani pun mencoba mencicip sedikit dan merasakan bahwa lidahnya kebas.

Keempat, celana yang digunakan Jessica pada hari kejadian dibuang.

Jessica beralasan, celana itu robek dan harus dibuang. Polisi bahkan masih mencari celana misterius tersebut hingga di tempat pembuangan sampah.

Bagian penting yang dapat menjadi petunjuk berikutnya adalah celana Jessica yang dibuang.

Kelima, bagaimana racun natrium sianida (NaCN) itu bisa masuk ke dalam kopi yang diminum Mirna?

Polisi masih mencari proses masuknya racun tersebut. Selama penelitian di Puslabfor, sianida hanya ditemukan di lambung Mirna dan kopi yang diminumnya saat kejadian.

Keenam, jumlah sianida yang cukup besar di dalam kopi Mirna.

Polisi menemukan kandungan racun sianida sangat besar di kopi yang diminum Mirna. Bahkan, kandungan racun itu dapat membunuh hingga 25 orang sekaligus. 

Rangkaian yang hilang
Di luar semua itu, polisi sudah meminta pandangan dari para ahli, termasuk ahli kejiwaan untuk memeriksa beberapa saksi, termasuk Jessica.

Polisi hingga kini masih berusaha mengungkap bagaimana racun sianida itu masuk ke minuman Mirna.

Sudah disebutkan polisi bahwa proses pembuatan kopi di kafe tersebut terbebas dari sianida. Yang memungkinkan adalah, proses masuknya sianida terjadi saat kopi tersebut berada di meja yang ditempati Mirna, Jessica, dan Hani.

Polisi berusaha mengungkap kasus tersebut bukan berdasarkan pada asumsi semata. Selama ini, publik terarahkan pada teman Mirna yang memang saat kejadian berada di lokasi. 

Berbagai pihak meyakini, kepolisian mampu mengungkap kasus yang menyita perhatian publik ini.

Seperti dikatakan Shinichi Kudo, tokoh dalam komik Detektif Conan, "Segala sesuatu itu mempunyai pola, bahkan benang kusut sekalipun". Pola ini yang masih dicoba untuk dicari, rangkaian yang hilang dari kasus tersebut.



sumber : 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya